Thursday, August 05, 2010

Memacu Adrenalin dengan Airsoft Gun



TEMPO Interaktif, Makassar - Dari balik semak-semak itu, ada seseorang bersembunyi. Tak bergerak. Hanya matanya yang mengintip dari balik lensa dengan wajah yang berbalut balaclava. Matanya sibuk melirik kanan-kiri. Jari telunjuknya erat menempel pelatuk, siap menekan. Ketika pandangannya melihat sesosok bayangan berkelebat, sekitar 15 meter di depannya, ia mengangkat badan. Membidik sebentar, lalu, ... Door!
Adegan-adegan seru seperti ini bukan lagi cuma bisa dilihat dalam film. Semua bisa diwujudkan dalam ke dunia nyata melalui permainan soft gun alias perang-perangan. Berbeda dengan main tembak-tembakan biasa, air soft gun ini punya skenario dan menggunakan senjata api tiruan yang berat dan ukurannya sama persis dengan aslinya. Permainan pun bisa digelar di dalam atau luar ruangan.

Permainan yang pertama kali populer di Jepang, sekitar tahun 70-an ini, terus merambah ke berbagai negara termasuk Indonesia. Sekitar tahun 90-an mulai bermunculan sejumlah klub penggemar air soft gun, di beberapa kota kota besar.

Ahmad Khatib Syamsuddin, salah seorang penggemar airsoft gun di Makassar mengatakan, permainan yang mengutamakan kekompakan tim ini memang serasa jagoan di film-film action. “Seru dan bikin jantung deg-degan,” katanya.

Ia menuturkan, sebelum bertempur, para pemain dibagi ke dalam dua tim yang akan saling melumpuhkan. Pertempuran pun berlangsung menurut skenario yang telah disusun sebelumnya. Begitu pun dengan lokasi yang dijadikan tempat pertempuran. Sebelumnya, kata Ahmad, para airsoft guner bermain di Tanjung Bunga. Namun belakangan, ke daerah Samata, di perbatasan Gowa dan Makassar.

“Di sana ada bekas perumahan yang tidak dihuni. Medannya sangat cocok dijadikan sebagai areal pertempuran,” ujarnya.

Jurnalis salah satu TV swasta itu menyebutkan, berbeda dengan pin ball, bermain airsoft gun menuntut sportivitas yang tinggi, mengingat peluru yang mengenai musuh sama sekali tidak meninggalkan jejak.

”Yang kena tembak harus langsung ngaku dan teriak: Fit ! Karena cuma pemain yang ketembak yang tahu pasti. Tembakan yang dilepas itu kena sasaran atau meleset,” ia menjelaskan. Ia menambahkan, selain bangunan kosong, permainan ini juga kerap memanfaatkan hutan, kebun, dan gedung untuk bermain. Dengan pakaian serba lengkap, setiap anggota yang bermain diwajibkan mengenakan pelindung diri, seperti pakaian yang tebal, kacamata, sepatu, dan pelindung kaki. Berbagai jenis senapan laras penjang seperti M-4, AK-47, M-16 yang mirip aslinya, keluaran paling baru pun juga ada.

Peluru yang digunakan dalam permaianan ini biasa disebut Ball Bullet /BB/, yakni berupa butiran plastik kecil yang tidak boleh ditembakkan ke lawan main dalam jarak kurang dari 5 meter. Setiap anggota yang terkena tembakan harus keluar dari medan peperangan, dan mengangkat senjata di atas kepala. “Hal ini untuk menghindari tembakan musuh,” jelasnya.

Fauzi Wibowo, penggemar lain menuturkan, permainan airsoft gun bisa jadi hobi yang mengasyikkan. Selian memupuk nilai sportivitas, ia berkilah, permainan jenis ini juga bisa melatih kesabaran, ketangkasan, dan kecerdikan menggunakan strategi melumpuhkan lawan.

“Mahalnya peralatan yang digunakan menjadikan kegiatan ini masih terbatas pada kalangan tertentu saja,” kata pengusaha muda ini. “Untuk perlengkapan dan beberapa jenis senjata, saya sudah habis sekitar Rp 10 juta.”

Menurut Fauzi, para airsofter yang berkantong pas pasan bisa saja mentaktisi persoalan harga peralatan yang mahal dengan membeli peralatan seperti senjata dari China, yang harganya lebih terjangkau dibanding harga di pasaran. “Dengan harga Rp 1 jutaan, kita sudah bisa dapat berbagai jenis senjata laras panjang,” katanya

ARIFUDDIN KUNU

Memilih Airsoft Gun

Airsoft gun digolongkan jenisnya berdasarkan mekanisme pemakaiannya, yakni spring-powered (bertenaga tekanan udara melalui kokangan), electric-powered (menggunakan tenaga listrik/baterai), dan sas-powered (menggunakan tenaga gas).

Yudi, salah seorang pengusaha penyewaan airsoft, menuturkan, pada awal diperkenalkannya airsoft guns, kebanyakan produk yang dijual menggunakan kokangan (atau jenis spring-powered). Generasi selanjutnya mulai diperkenalkan airsoft gun bertenaga gas yang memerlukan suplai gas (CFC/Freon) eksternal.

“Biasanya airsoft gun jenis ini memiliki tabung penyimpanan/cadangan gas pada body-nya. Setelah jenis gas, saat ini banyak dijual dan digunakan oleh para airsofter, termasuk teman-teman arisofter Indonesia, jenis airsoft gun bertenaga listrik/elektrik menggunakan baterai yang dapat diisi ulang. Jenis ini dikenal dengan AEGs (Automatic Electric Guns) dan AEPs (Automatic Electric Pistols),” tuturnya.

Menurut dia, model terbaru yang mulai banyak beredar di pasaran adalah jenis Hybrid Airsoft Gun. Generasi terakhir airsoft gun ini, kata Yudi, menggunakan tenaga listrik dengan fitur-fitur tambahan yang menjadikannya semakin mirip dengan aslinya. Perbedaan yang jelas dari jenis airsoft gun ini adalah peluru yang digunakan. Berbeda dengan BB yang digunakan pada jenis lainnya, hybrid airsoft gun menggunakan peluru dengan bentuk seperti peluru asli (berbentuk silinder).

Ia menambahkan, saat membeli airsoft gun, pemilihan produk biasanya didasarkan pada pertimbangan tingkat performanya, yakni masa hidup baterai, jarak tembak, tingkat tembakan, akurasi, ketahanan, kemudahan mengatur/kostumasi, kapasitas magazen, ukuran dan berat airsoft gun tersebut. Yang juga penting adalah Anda merasa nyaman memegang dan memainkannya serta pelajari cara kerja airsoft guns Anda dengan membaca buku manual yang disediakan untuk menghindari kerusakan akibat salah menggunakannya.

“Untuk mengasah kemampuan menembak, teman-teman airsofter Indonesia perlu berlatih menggunakan Airsoft target yang biasanya dijual sebagai aksesoris,” ujarnya.
sumber :  tempointeraktif.com
ARIFUDDIN KUNU

No comments:

Post a Comment